Jailolo - Wujud sukacita dan kegembiraan saat warga jemaat Gereja Masehi Injil Halmahera (GMIH) Imanuel Kedi di wilayah pelayanan Kecamatan Loloda, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, di lakukan Penthabisan dan peresmian yang dilakukan oleh BPHS GMIH.Rabu 16 Juli 2025.
Dalam hal ini Pdt.Sefbat Hontong,M.Th bersa bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat yang dihadiri unsur DPRD Halmahera Barat Ketua Komisi 1 DPRD Yoram Uang dan Kristofel Sakalaty yang ditandai dengan pengguntingan pita dilanjutkan dengan penanda tanganan prasasti secara simbolis.
Hal itu, menandakan bahwa gereja Imanuel Kedi secara resmi telah ditahbiskan dan diresmikan untuk dipergunakan oleh warga jemaat sebagai tempat persekutuan umat, sehingga segala bentuk perbedaan pendapat yg menjadi pergumulan jemaat akhirnya bisa terjawab dengan sukacita peresmian tersebut.
Dalam laporan ketua panitia Pnt. Felix Souw, disampaikan bahwa pembangunan gedung gereja Imanuel Kedi kurang lebih 20 tahun warga jemaat bergumul dengan berbagai dinamika pelayanan.
"Oleh karena itu, dengan menelan anggaran kurang lebih 4,5 Miliar lebih gedung yang megah ini telah selesai dilaksanakan," ujarnya.
Sementara itu, secara terpisah, Ketua Komisi I DPRD Halmahera Barat, yang juga selaku Waketum APDESI RI Mewakili Bupati Halmahera Barat menyampaikan perlunya ada sinergitas antara pemerintah, gereja dan masyarakat dalam membangun spritualitas iman umat sebagai wujud implementasi visi misi bupati dan wakil Bupati Halmahera barat religius.
"Untuk itu peran warga jemaat untuk tetap menjaga hubungan silahturahmi dan kerukunan antar jemaat agar kedamaian bisa terwujud ditengah-tengah masyarakat, hilangkan segala perbedaan mari kita bersatu untuk keutuhan jemaat Imanuel Kedi yang lebih baik dimasa yg akan datang," imbuhnya.
Senada dengan suara gembala yang disampaikan oleh Wakil Ketua 1 Bidang Ajaran dan Teologi GMIH Pdt. Sefnat Hontong bahwa makna Imanuel yang berarti Allah beserta kita harus benar-benar terwujud dalam tindakan jemaat yang terus menjaga agar Imanuel tetap hidup dalam kehidupan berjemaat.
"itu artinya bahwa jemaat Imanuel Kedi agar berusaha menjadi surat terbuka bagi siapa saja sebagaimana pesan Rasul Paulus dengan membawa pesan perdamaian sebagai budaya yang hidup ditengah gereja yg mandiri, utuh dan misioner dari motto GMIH, agar supaya makna damai itu ada dihati kita semua, tutup pesan khotbah yg disampaikan oleh Pdt. Imanuel Sale," tandasnya.
Adapun sukacita dan kegembiraan warga jemaat dilihat melalui partisipasi dan antusias warga jemaat yang memenuhi baik didalam dan luar gedung gereja, itu pertanda bahwa beban jemaat GMIH Imanuel Kedi sudah terlepas dan penuh kelegaan, tutup Pdt. Abram Kuso, pimpinan Jemaat Imanuel Kedi.