![]() |
Askia Djauhar |
TERNATE, Malut.net - Seorang Mahasiswi semester 4 Prodi Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate memiliki cerita kehidupan yang menyedihkan dimana saat ia melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi tanpa ditemani seorang ayah.
Dia adalah Askia Djauhar yang baru saja dilantik sebagai ketua umum (ketum) Prodi Matematika, di Fakultas Tarbiyah IAIN Ternate pada Senin 10 Maret 2025. tadi sore.
Diketahui Askia Djauhar Lahir di Desa Daeo, Kecamatan morotai Selatan, Kabupaten pulau Morotai.pada 06 April 2005. Ia memiliki 5 bersaudara dari dua laki laki dan tiga orang perempuan. diantaranya Sitna Dila Djauhar, Rifki Djauhar(Almarhum), Askia Djauhar, Salsa Bila Djauhar, M Rifkal Djauhar.
Mereka adalah anak dari sepasang suami istri yakni bapak Murinta Djauhar dan ibu Jamalia Pareta, bapak Murinta memiliki pekerjaan sebagai seorang petani yang telah meninggal dunia sejak 23 Agustus 2012 silam, sedangkan ibu Jamalia seorang (IRT).
Selain itu Askia Djauhar lulus di Sekolah Dasar (SD) Inpres Daeo pada tahun 2012 dan lulus di MTS Negeri 1 Halut pada tahun 2020 dan SMA Merah Putih Galela tahun 2023.
Saat disambangi awak media, Askia mengaku, bahwa dirinya merasa sedih dan benar benar hancur sebab sejak kecil tidak merasakan peran seorang ayah.
"Kalau soal ini, memang hati saya benar benar hancur, memang, karena dari kecil tara (tidak) rasa sama sekali peran seorang papa, tetapi Alhamdulillah saya bisa rasa peran seorang papa dari paman saya sendiri," ungkap Gadis ketiga dari lima bersaudara itu.
Dirinya mengaku terinspirasi dari anak seorang paman sehingga dirinya bertekad melanjutkan sekolah di perguruan tinggi.
"Merasa terinspirasi anak dari paman sendiri, karena sempat berfikir saya akan sendiri lagi di tanah rantau, oleh karena itu saya ingin masuk kuliah di kampus IAIN Ternate karena disana ada anak dari paman saya.tukasnya.
Askia mengisahkan, bahwa dirinya sempat termotivasi dari paman nya juga, karena paman menyarankan harus kuliah di IAIN Ternate agar bisa mengajarkan anak anak ngaji, dan bisa menjadi seorang guru jika selesai nanti.
"Paman bilang kuliah di IAIN Ternate supaya bisa ajar anak anak ngaji dan saya bisa di panggil guru ngaji dan Ibu Guru di sekolah jika Allah SWT mengabulkan mimpi saya," tukasnya.
Kia sapaan akrabnya menyebut, bahwa dari situlah dirinya juga ikuti apa yang disampaikan oleh paman yang sedang sakit, kemudian kata Kia, meskipun paman nya yang sakit terbaring di atas tempat tidur sempat berpesan dan menyarankan untuk mengambil jurusan matematika. Saat itu raut wajah yang murung tergambarkan, sedih pun menyelimuti gadis Morotai itu, saat melihat pamannya yang terbaring lemas.
![]() |
Askia Djauhar Ketua Umum HMPS |
"Alhamdulillah saran dari paman, saya menerima, namun dua hari kemudian paman juga meninggal sehingga saya menganggap bahwa itu merupakan wasiat," ujar Kia dengan nada rendah sambil menundukkan kepala.
"Saya sempat down, tetapi sebagai wasiat menjadi pengingat saya akhirnya saya bisa dan mampu melanjutkan," ujarnya.
Meski begitu perempuan yang ingin sukses dan membahagiakan ibunya merasa bersyukur sebab dirinya di percayakan bisa memimpin HMPS.
"Alhamdulillah sangat bersyukur karena saya dapat di percaya bisa pimpinan HMPS, dan itu juga bukan hanya sekedar pamerkan kalau saya ini seorang ketua dan lain hal," cetusnya.
"karena ini sebuah kepercayaan dan tanggung jawab yang besar, dan ini merupakan suatu pengalaman didunia perguruan tinggi, amanah ini insyaallah dijaga dan semoga bisa bawa HMPS ini jauh lebih maju lagi dan bisa merangkul Siswa-siswi agar masuk di prodi MTK, karena di mata mereka MTK itu sangat sulit padahal tidak begitu sulit," akunya.
"Harapan saya kedepan bisa membahagiakan terutama mama kemudian balas Budi keluarga dari seorang bapak karena telah menyekolahkan saya sampai pada tingkat ini," harapnya.
Terakhir kata kia, persoalan melanjutkan kuliah sampai ke Strata dua (S2) dirinya belum bisa memastikan sebab membutuhkan biaya yang cukup besar, yang terpenting kata dia, selesaikan kuliah dulu, lanjut kia sebab keluarga yang memberikan biaya kuliah sehingga masih butuh kesepakatan keluarga dari seorang bapak. (Julia).