Malut Net

Menilai Kelayakan Pemakaran Kota Jailolo

Opini.

Oleh : Tamin Ilan Abanon,S.IP., M.AP.

Akademisi Ummu Ternate.



Malut.
net - Sejarah adalah guru. Fakta sejarah masa lampau adalah referensi bagi kita yang hidup saat ini. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu menjadi sejarah pada hari ini, lalu kejadian pada masa kini dikemudian hari akan menjadi sejarah. dan peristiwa di masa yang akan datang akan menjadi sejarah bagi generasi sesudahnya. (Louis Gottschalk. 1975). 

Teori ini mengajari kita bahwa dengan mengerti dan mengetahui masa lampau kita dapat memahami keadaan pada masa kini dan dengan memahami keadaan yang terjadi saat ini kita akan lebih bijak untuk membaca masa depan yang lebih baik.

Jailolo Dalam Konsep Nation - State 

Keberadaan Kerajaan Jailolo adalah bagian dari identitas NKRI. Dalam kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, pada tahun 1250 telah berdiri kerajaan Jailolo yang dipimpin oleh seorang raja perempuan. Pada tahun 1322 melalui Konfederasi Moti Jailolo ditetapkan sebagai kerajaan tertua di wilayah Maluku dan berkedudukan sebagai Jiko Makolano/Penguasa Teluk.

Di tahun 1551, ketika Portugis menyerang kerajaan Jailolo, Raja Katarabumi bersama Pasukan "Alifuru" dengan bersenjata tombak, dan klewang, berjuang melawan Portugis meskipun pada akhirnya Katarabumi dan pasukannya tidak mampu mempertahankan tanah Jailolo dari gempuran Portugis. Dan Pada tanggal 22 September tahun 1914 dibawah pimpinan Sang Pemberani yang Gagah Perkasa"BANAU", rakyat Jailolo bangkit melawan penjajah Belanda, akibat dari pemberlakuan balasteng/pungutan pajak yang semena mena oleh pimpinan Belanda "Tuan Agerbeek" kpd rakyat Jailolo. Walaupun pada akhirnya, BANAU harus rela mati diatas tiang gantungan.

Dalam kurun waktu seperti yang disebutkan diatas telah terjadi berbagai peristiwa penting dlm sejarah eksistensi kerajaan Jailolo. Nampak sejak dahulu kala Jailolo sangatlah eksis dlm kepemimpinannya maupun tata kepemerintahannya meskipun hanya bersifat tradisional. 

Jailolo Dari Aspek Pemerintahan Moderen Dan Agenda Pemekaran 

Jailolo dari aspek sejarah pemerintahan modern ditandai dengan terbentuknya UU No 1 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Halbar, Sula, Haltim dan Kota Tidore Kepulauan, yang mengisyaratkan bahwa Kabupaten Maluku Utara yang beribukota di Ternate, yang dibentuk dengan UU No 60 Tahun 1958 tentang penetapan UU No 23 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah daerah Swatantra Tingkat II dalam Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku menjadi UU, diubah namanya menjadi Kabupaten Halbar dan Ibukotanya di pindahkan ke Jailolo. 

Dan hari ini, atas nama sejarah pula, sebagai sebuah daerah kesultanan dan bagian dari daerah kepulauan di Maluku Utara, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan serta aspirasi masyarakat, Jailolo akan diperjuangkan menjadi sebuah Daerah Otonom Baru ( DOB), pemakaran dari Kabupaten Induk Halbar.

Dari kronologis sejarah dan momentun pengabdian terhadap nation - state/negara - bangsa di atas, tidaklah adil jika hari ini upaya menjadi sebuah DOB berlebel kotamadya Jailolo, dipandang sebelah mata oleh pemerintah.

Perjuangan ini juga berdasarkan pada penilaian kelayakan yang didasarkan pada faktor dan indikator yang diatur dalam PP No. 78/2007 ttg Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah yaitu faktor kependudukan, kemampuan ekonomi, potensi daerah, kemampuan keuangan, sosial budaya, sosial politik, luas daerah, pertahanan, keamanan, Kesejahteraan masyarakat, dan rentan kendali, yang akan dirangkum dalam sebuah proposal usulan pembentukan Kotamadya Jailolo sbg prasyarat yang harus dipenuhi utk mendapatkan persetujuan pemekaran dari pemerintah. Agenda pemakaran wilayah Kotamadya Jailolo jangan sampai terhenti teruslah disuarakan.

Pengalaman Dan Problematika Pemekaran 

Jailolo atau Gilolo bukanlah negeri dengan kualitas tanah yg gersang seperti yang disebut Alfred Russel Wallace dalam (The Malay Archipelago. 1869), tapi Jailolo adalah negeri yg subur dengan panorama alam yang indah, yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan potensi lokal seperti perikanan, pariwisata dan pertanian guna peningkatan kesejahteraan rakyat (Briliano Doter). Tapi faktanya kemiskinan masih menjadi masalah besar di wilayah Jailolo. 

Selain itu infrastruktur wilayah yg minus dan juga belum memiliki sebuah Urban Design/Perancangan Kota yg baik bagi warganya. Padahal Jailolo sudah 20 tahun berotonomi dan berada di posisi strategis sbg pusat kota kab. Halbar. Inilah fakta yang tidak bisa dinafikan. Impian membangun kota Jailolo yang selaras dengan budaya terutama dlm hal keberagaman dan Inklusivitas, di mana budaya, agama dan etnis di jaga. Buat lingkungan yang inklusif, di mana semua orang dapat merasa aman, nyaman dan memiliki kesempatan yang sama tidak pernah dapat diwujudkan. Desain ruang kota Jailolo masa depan yang harmonis, inklusif, dan berkelanjutan serta dapat meningkatkan kualitas hidup seluruh warga hanyalah retorika belaka tiada bukti.

Dalam berbagai pengalaman, jejak perjuangan pembentukan sebuah DOB pun tidak akan sepi dari yang namanya Pro dan kontra, terutama dlm hal perbedaan identitas. Namun akan menjadi hal yang biasa saja jika perbedaan itu dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya perpecahan di tengah masyarakat, agar tidak menghambat proses perjuangan pemekaran. Berikut semangat Pemekaran Kotamadya Jailolo ini bukanlah tentang pemisahan diri dari daerah induk, Halbar, serta tujuan lainnya yang menyesatkan melainkan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di wilayah kotamadya Jailolo itu sendiri.

Sebagai generasi masa kini, kecerdasan dan semangat kita harus melebihi para pendahulu masa lalu, sebab masa lalu yg penuh monumental decission di atas bukanlah sekedar catatan sejarah kosong, kita butuh kecerdasan dan semangat utk merajut menjadi modal sosial terwujudnya masa depan dan kejayaan negeri ini.

Bupati - DPRD Lokomotif Pemekaran

Dari keseluruhan diskursus di atas, dapat dikembangkan sbg trending topik Jailolo, di mana Bupati dan DPRD-lah yang harus bertindak sbg lokomotif pemekaran dan masyarakat adalah gerbong yang akan mengikuti gerak maju lokomotif pemekaran tersebut.

Kiranya, ini adalah mission etik kita, Jangan bertanya apa yang negeri ini berikan kepada kita, tapi tanyakanlah kepada diri kita, apa yang dpt kita berikan kpd negeri ini. Mungkin kalimat ini pantas bagi pejuang pemekaran saat ini, sebagai derivasi dari Kalimat J.F. Kennedy, Presiden AS ke 35 : --"Not ask what the country can do for you, but ask what can you do for your country".

Mari satukan barisan, songsong Pemakaran Kota Madya Jailolo sebagai sebuah Sunatullah. Semoga Nota Kecil ini menjadi pengasah nurani dan spirit bagi para pejuang pemekaran. Selamat Berbakti "Coou Kaha Kie Se Gam"

Selamat Berjuang untuk Pemakaran Kota Madya Jailolo'

Adnan. 2010. Kepulauan rempah-rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950. Jakarta: KPG Riclefs, MC. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi. Briliano Doter: Gilolo Bukan Gersang, Tapi Permata Wallacea yang Terabaikan.

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama
Malut Net
Malut Net

Formulir Kontak