Malut Net

Oti Kora Kora Asal Desa Saria, Warnai Tradisi Sigofi Ngolo, Sebagai Tanda Pembuka FTJ

Oti Kora Kora saat mengikuti Ritual Sigofo Ngolo, Dok : D'Gam Photo

J
ailolo, Malut.net - Tiga unit perahu Pajeko (kapal nelayan) berukuran 5-8 Gross Tonnage (GT) dan 6 Unit Fiber berukuran 2-3 GT asal Desa Saria, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, meriahkan tradisi ritual adat Sigofi Ngolo atau tradisi membersihkan laut sebagai tanda pembuka Hajatan Festival Teluk Jailolo (FTJ) Tahun 2025.

Dalam tradisi ritual adat Sigofi Ngolo itu diadakan di Teluk Jailolo, Halmahera Barat, pada Rabu 18 Mei 2025. Ritual Sigofi Ngolo tidak hanya membersihkan laut dari kotoran sampah, tapi juga membersihkan kotoran batiniah atau segala niatan buruk yang semayam pada diri manusia.


Pantauan media dilokasi, ritual adat sigofi ngolo, terdapat iring-iringan kapal atau Oti kora kora itu dengan hiasan bendera merah putih dan bendera pelangi yang di ikuti oleh masyarakat adat di kesultanan Jailolo.


Oti Kora Kora saat mengelilingi Pulau Babua, Dok : D'Gam Photo
Oti kora kora yang berhiaskan bendera itu mengawali dari Desa Saria menuju ke lokasi FTJ untuk menjemput Sultan Jailolo, kemudian mereka melakukan star di area FTJ menuju ke  Pulau Babua.


Untuk diketahui, Pulau Babua sendiri dikenal sebagai pulau yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar dan Pulau Babua juga di jadikan sebagai obyek wisata yang berada di wilayah itu.


Sultan Jailolo, Ahmad Sjah Dok : D'Gam Photo
Dalam Ritual itu, perahu harus mengitari pulau ini sebanyak tiga kali yang diikuti dengan pembacaan doa dari para tetua di kesultanan Jailolo, sambil menaburkan bunga rampai sebagai bentuk sesajian. Ritual ini di ikuti Sultan Jailolo Ahmad Sjah dan para pengikutnya di kesultanan Jailolo, beserta para Nelayan di Desa Saria, serta Forkompimda Pemkab Halbar.(red)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama
Malut Net
Malut Net

Formulir Kontak